Sabtu, 15 November 2008

WOMAN IN THE MIRROR

Kisah tentang gadis bernama Alice yang hidup di kota kecil bernama Azure. Alice adalah anak yatim piatu yang bahkan tidak pernah mengetahui siapa kedua orangtuanya. Alice hidup bersama anjing kecilnya, Lucky dirumah kecil yang ia sewa dan bekerja disebuah toko barang antic. Toko tempatnya bekerja sangat ramai akan pengunjung yang bahkan tak dapat membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Merupakan suatu rahasia bagi toko dan Alice sebagai karyawan yang telah lama bekerja untuk merahasiakan bahwa sebagian besar barang dagangan mereka adalah palsu.
“ Alice, bawa ini ke tempat sampah.” Kata sang Tuan pemilik Toko
“ Baik Tuan.” Alice mengambil sebuah cermin yang tampak lusuh itu, lalu ia bertanya,
“ Tuan, kenapa cermin ini mau dibuang? Kacanya tidak pecah.”
“ seperti yang kau lihat Alice, cermin itu sudah sangat lusuh, barang palsu itu akan segera ketahuan bila terus dipajang, kita hanya menyimpan yang masih bagus saja. Jadi kau buang saja cermin itu.” Jelas sang Tuan
“ mm…. Tuan, bolehkah saya meminta cermin ini untuk saya bawa pulang?” tanya Alice sambil memandang cermin tersebut.
“ Aku telah membuangnya, jadi bila kau menyukainya kau dapat memilikinya.” Jawab Tuan
“ Ah…terima kasih Tuan….”
Maka hari itu Alice membawa cermin yang cukup besar itu pulang kerumahnya dan meletakkannya dikamarnya. Alice sangat senang mendapatkan cermin tersebut karena sebelumnya ia hanya memiliki cermin kecil.
“ sekarang aku dapat bercermin dengan leluasa….” Kata Alice dalam hati sambil memandang dirinya didalam cermin.
“ Alice…. Alice….” Terdengar suara memanggil ditengah malam membangunkan Alice yang sudah tidur. Maka Alice bangun dan melihat keluar jendelanya, tapi ia tak menemukan siapapun diluar, “ apa aku terlalu lelah sehingga berhalusinasi?” tanya Alice dalam hati, lalu kembali tidur.
“ Alice… Alice….” Suara tersebut kembali memanggil dan membangunkan Alice. Alice kembali melihat keluar jendela, dan tetap tak menemukan siapapun diluar. Lalu ia melihat kesekelilingnya dan pandangannya terhenti pada cermin barunya. Dengan agak ragu Alice perlahan – lahan mendekati cermin itu.
“ Alice….” “ Kyaaa…!!!!” Teriak Alice saat mendengar suara itu muncul dari dalam cermin.
“ Alice…. Jangan takut…. Aku tak akan menyakitimu….” “ Kyaaa….!!!” Alice kembali berteriak saat muncul wajah seorang wanita muda didalam cermin itu.
“ Ah…. Maaf kalau aku mengejutkanmu…. Tapi tenanglah…aku tidak berniat jahat kepadamu.”
“ si…si…siapa kau….? Ke…ke…kenapa…. Kenapa bisa… ada didalam cermin? A…. apa…. Apa kau… ha…hantu?” tanya Alice tergagap – gagap karena saking takutnya.
“ Mm…. mungkin bisa dibilang begitu…..” jawab wanita dalam cermin tersebut
“ Ahh….. jadi…. Be…. Benar - benar…hantu…?” tanya Alice lagi seolah tidak percaya
“ hahahaha…. Jangan takut begitu, aku tidak benar – benar seoang hantu kok.”
“ lantas? Kenapa kau bisa berada didalam cermin ini? Apa kau adalah rohnya cermin ini?”
“ bukan, sebenarnya cermin ini adalah cermin biasa, aku… adalah seorang penyihir.” Katanya
“ penyihir?” tanya Alice sambil mendekati kembali cermin itu dan duduk didepannya.
“ ya, aku adalah seorang penyihir, tapi karena aku melakukan suatu kesalahan besar, maka aku dihukum oleh guruku tapi aku kabur, dan tertangkap lalu disegel didalam cermin ini.” Jelasnya
“ oh…. Tapi… pada masa ini….? Masih ada penyihir juga?” gumam Alice
“ aku sudah terkurung ratusan tahun disini.” “ hehh? Ratusan…. Tahun….?” Alice terkejut
“ ya… begitulah, karena tidak ada yang bisa menolongku, entah berapa ratus tahun telah ku lewati didalam cermin ini. Tidak ada satupun yang dapat mendengar suaraku hanya kau saja yang dapat mendengarku bahkan melihatku.” Jelasnya
“ kenapa begitu?” tanya Alice “ entahlah, mungkin karena kau memiliki hati yang baik, aku setiap hari memperhatikanmu, kau sangat rajin merawat cermin ini dan barang – barang lainnya. Dan hampir saja aku kembali dibuang, syukurlah kau mau memungut cermin ini.”
“ oh… itu karena aku memang tak memiliki cermin sebesar ini.” Kata Alice
“ Alice, mau kah kau menolongku?” tanya wanita itu
“eng, apa yang bisa kulakukan untukmu? Bila memang aku sanggup, pasti kutolong.”
“ aku harus mencari buku sihir milik guruku agar aku dapat keluar dari cermin ini. Tapi ratusan tahun telah berlalu, ia pasti telah tiada juga, jadi… harus mencari keturunannya.”
“ dia tinggal dimana? Apa kau masih ingat?” tanya Alice
“ ya, aku tahu, tapi tempat itu sulit untuk ditemukan karena sangat tersembunyi.”
“ jadi, bagaimana?” “ Alice, mau kah kau menolongku?” tanya wanita itu
“ ya, tentu saja.” “ ada cara lain agar aku bisa keluar dari cermin ini.” Katanya
“ apakah itu?” tanya Alice “ kita bertukar posisi.” Katanya lagi “ hahh? Maksudnya?”
“ aku akan masuk kedalam tubuhmu sedang rohmu akan berpindah kedalam cermin ini.”
“ ah…. Tapi….” “ tenang saja, tidak untuk selamanya, aku akan meminjam dimalam hari untuk mencari buku sihir itu. Lalu akan kukembalikan padamu dipagi hari. Bagaimana? Apa kau bersedia?” tanya wanita itu “ mm…. baiklah, tapi…. Bagaimana caranya?” tanya Alice
“ mudah saja, ulurkan telapak tanganmu kecermin, satukan denganku dan tutup matamu.”
Alice mengikutinya dan tiba – tiba semua menjadi gelap, begitu sadar, Alice sudah berada didalam cermin.
“ ah… aku bebas….. terima kasih Alice, aku akan segera kembali.”
“ eh….” Panggil Alice “ ya?” “ siapa namamu?” tanya Alice “ oh… namaku Lie….”
“ Lie…? Baiklah, semoga kau cepat menemukannya.” Kata Alice
“ Hm, sampai jumpa nanti ya!” Lie pun keluar dari kamar Alice.
“ Guk guk guk!!!” Lucky menggonggong pada Lie seolah tahu bahwa dia bukanlah Alice majikannya. “ anjing baik, aku adalah majikanmu yang baru, tenanglah….” Kata Lie degan tersenyum lalu pergi keluar. “ guk guk guk….”
“ kenapa Lucky terus menggonggong seperti itu ya? Tidak biasanya…. Ah…. Tempat ini menyeramkan sekali… gelap dan kosong…. Tidak ada apapun disini…. Aku membayangkan Lie berada ditempat seperti ini selama beratus tahun lamanya…. Pasti bosan dan takut…. Kasihan dia… semoga saja dia cepat menemukan buku sihir itu.” Kata Alice pada diri sendiri.
Sementara Lie dengan tubuh Alice terkagum – kagum melihat kota Azure yang telah berubah….
“ sudah lama tidak menghirup udara segar seperti ini…. Huaahhh…. Segar sekali…. banyak sekali toko – toko dan bangunan unik…. Sayang sekali tengah malam begini tak ada satupun yang buka sehingga aku tak dapat melihat – lihat kedalamnya….mm….”
Alice pun tertidur didalam cermin dan menjelang pagi hari Lie kembali kermah Alice.
“ Alice…. Selamat pagi! aku telah kembali!” kata Lie dengan ceria
“ Selamat pagi Lie…. Bagaimana pencarianmu? Kau tampak senang, apa sudah kau temukan?”
“ Belum Alice, aku senang karena setelah sekian lama akhirnya aku dapat menhirup udara segar. Tidak mudah mencari tempat itu karena kota ini telah begitu banyak berubah.” Jelas Lie
“ benar juga… tidak apa, jangan putus asa! Perlahan – lahan pasti akan kau temukan dank au dapat bebas!” jelas Alice “ hm, terima kasih Alice, nah, masi kita bertukar kembali, kau harus kerja kan hari ini?” kata Lie “ Iya….”
Setelah bertukar kembali, Alice berangkat ke toko nya seperti biasa. Lalu saat pulang, ia kembali bertukar roh dengan Lie. Hal itu berlangsung terus hingga satu minggu pun telah berlalu dan tak ada hasil dari Lie. Sedangkan tubuh Alice mulai lemah karena setela bekerja masih harus dipinjam oleh Lie untuk berkeliling.
“ benar – benar lelah… aku tak menemukan satupun petunjuk… sampai kapan ini akan berlanjut? Tubuh ini juga semakin lemah karena kurang istirahat…. Aku juga mulai bosan.”
Gerutu Lie dalam hati. Lie pulang lebih awal, Lie melihat Alice masih tertidur, lalu ia pun tidur.
Saat pagi tiba, Alice terbangun dan melihat tubuhnya sedang berbaring diranjang.
“ Lie….Lie…” panggi Alice, tapi Lie tak menjawab dan masih tertidur lelap.
“ mungkin tubuhku sangat lemah sekarang… tapi…bila tidak segera bangun, bagaimana aku akan bekerja?” tanya Alice pada dirinya sendiri.
“ Lie… Lie….” Panggil Alice lagi, tapi Lie tetap tidak bangun. Alice hanya bisa pasrah saja.
Hingga siang hari, baru lah Lie terbangun,
“ Ah… Alice, maafkan aku, tadi aku sangat lelah sekali sehingga tak mendengarmu memanggilku, maaf ya….” Kata Lie “ tidak apa, apa boleh buat…” jawab Alice
“ lalu bagaimana dengan pekerjaanmu hari ini?” tanya Lie
“ masih sempat bila aku berangkat sekarang, aku bisa memberikan alasan pada Tuan.”
“ mm…. tapi…. Sudah terlanjur lebih baik sekalian saja tidak usah berangkat, besok saja baru kamu berangkat dan katakan kalau hari ini kau sakit makanya tidak dapat berangkat.” Jelas Lie
“ hm…. Baiklah….” kata Alice “ nah, kalau begitu bolehkah aku meminjam lagi tubuhmu, aku akan pergi lagi mencari buku itu. Harus memanfaatkan waktu yang ada.” Jelas Lie
“ Baiklah….”
Dengan senang Lie pergi keluar, sebenarnya ia sengaja membuat Alice tidak berangkat hari ini sehingga ia dapat menikmati kota disiang hari. Lie memasuki toko – toko yang setiap malam ia lewati. Lalu membeli makan untuk ia makan sepuasnya dengan uang Alice yang hanya pas – pas an itu.
“ Alice…!!” panggil seseorang yang ternyata adalah Tuan pemilik Toko barang antic tempat Alice bekerja, “ Ups…. Aku lupa … kenapa melalui toko ini?” gumam Lie dalam hati
“ Apa kabar Tuan!” sapa Lie “ Apa kabar? Kenapa kau tak bekerja hari ini?” tanya Tuan
“ mm…. maaf Tuan…. Saya berhenti!” kata Lie “ apa? Kenapa?” tanya sang Tuan
“ saya malas bekerja lagi ditoko ini yang sebagian barang nya adalah barang palsu.” Kata Lie
“ apa? Barang palsu?” seorang wanita tua mendengar kata – kata Lie tersebut
“ Alice!!!” bentak Lie “ Tuan, apa itu benar bahwa barang – barang di toko anda adalah palsu?” tanya wanita tua tersebut. “ tentu tidak nyonya.” “ tapi karyawan anda mengatakan begitu barusan Tuan.” “ Alice jangan sembarangan biacara! Kalau kau memang sudah tak mau bekerja lagi disini, kau tak perlu menyebar berita buruk tentang toko ini.” Jelas sang Tuan
“ aku mengatakan yang sebenarnya….” Tegas Lie
“ wah…. Ternyata selama ini kita ditipu….” Kata seorang pak tua “ benar, kita ditipu.”
“ kalau begitu kami akan kembalikan barangmu, dan kembalikan uang kami!” sorak seorang nyonya tua. “ tenang nyonya, tuan, semua bisa dijelaskan dulu, ini adalah kesalahpaham saja.” Kata Tuan toko. Jalanan didepan Toko menjadi ramai dan keributan terjadi, para pelanggan setia toko pun menjadi marah dan melempari toko dengan batu sehingga kaca Toko dan barang – barang didalamnya pecah. Sementara Lie pergi begitu saja setelah membuat keributan itu.
“ hahahaha…. Payah…suruh siapa menjual barang palsu, kau rasakan sendiri akibatnya. Hm, dengan begini, Alice tak lagi perlu bekerja, dan aku dapat dengan leluasa memakai tubuhnya. Hahahahaha….” Kata Lie dengan tertawa senang.
Keesokan harinya Alice yang tidak tahu apa – apa berangkat ke toko tempat ia bekerja, setibanya ditoko, ia terkejut melihat toko itu hancur berantakan. Lalu ia masuk dan menemukan Tuannya sedang terduduk lemas.
“ Tuan, apa yang terjadi?” tanya Alice “ Alice?!!!! Kau masih berani kemari juga ternyata! Sungguh tidak berperasaan! Masih sanggup kau bertanya apa yang terjadi sedangkan ini semua adalah ulahmu!” jelas Taun dengan kesal.
“ apa? Ulah saya? mana mungkin? Kemarin saya dapat berangkat kemari karena tidak enak badan tuan, lantas apa yang terjadi disini, saya tidak tahu ada apa disini kenapa tuan menyalahkan saya atas semua kerusakan ini?” tanya Alice tak mengerti
“ Jangan pura – pura bodoh!!! Aku tak menyangka kau sekejam ini! Kalau mau berhenti bekerja kenapa tidak berhenti baik – baik! Ada dendam apa aku dengan kau? Kenapa kau membalas budi baikku padamu dengan cara seperti ini?!!” Tuan bangkit dari duduknya dan mendorong Alice
“Ah…. Tuan…. Saya tak mengerti apa maskud tuan, saya tidak bilang bahwa saya akan berhenti, saya hanya tidak masuk sehari karena saya sakit tuan, kenapa tuan menganggap saya mengundurkan diri?” tanya Alice “ kau sedang berpura – pura? Jelas – jelas kemarin kau sehat – sehat saja, kau datang dan mengatakan kalau kau berhenti dan menyebarkan pada semua orang tentang barang palsu ditoko kita! Apa mau mu sebenarnya?” jelas Tuan dengan penuh amarah
“ apa….? Saya tak pernah melakukan hal itu tuan, sungguh….” Kata Alice
“ aku tak mau tahu! Ini semua karena karena kau! Pergi dari sini sebelum aku menghajarmu!”
“ tapi tuan….” “ pergi!!!” sang Tuan mendorong – dorong Alice keluar dari Tokonya.
“ duk…” Alice pun terjatuh diluar. “ Tuan…. Tuan….” Panggil Alice
“ jangan pernah kau kembali lagi kemari!” bentak Tuannya.
“ bagaimana ini? Kenapa bisa begini? Aku telah kehilangan pekerjaanku dan nama baikku. Apakah ini ulah Lie? Apakah mungkin? Tapi… kenapa?” tanya Alice dalam hati sambil berjalan pulang kerumahnya.
“ guk guk….” Lucky menyambut kepulangan Alice
“ Lucky… aku dipecat….hiks…. “ Alice memeluk Lucky sambil menangis.
“ Guk….” Lalu Alice menemui Lie dalam cerminnya.
“ Lie!” panggil Alice “ Halo Alice, cepat sekali sudah pulang?” tanya Lie dengan santai
“ Lie, apa benar kau telah berbuat jahat kepada Tuanku?” tanya Alice
“ hehh? Tidak….” Jawab Lie “ lantas kenapa Tuanku mengatakan bahwa kemarin aku datang ke tokonya dan membuat kegaduhan sehingga tokonya hancur berantakan?” tanya Alice lagi
“ Oh…. Itu…. aku hanya mengatakan kenyataannya saja bahwa barang daganganya sebagian palsu, itu saja kok. Lalu aku katakan bahwa aku berhenti kerja.’ Jelas Lie dengan santainya
“ jadi benar itu ulahmu? Kenapa kau lakukan itu Lie? Kenapa kau seenaknya membuatku kehilangan pekerjaanku? Tidak kah kau tahu pekerjaan itu sangat berarti untukku?” jelas Alice
“ bukan kah lebih baik begini, lebih santai… tanpa bekerja, lagipula aku dapat banyak waktu untuk mencari buku sihir.” Jelas Lie
“ Kau tak mengerti, bila tak bekerja… bagaimana tubuhku akan makan dan mempunyai tenaga? Bila tak bertenaga bagaimana pula kau akan dapat berjalan mencari buku itu?” jelas Alice
“ aku mengerti…. Begini saja, kemarikan tanganmu, aku punya cara!” kata Lie
Lalu keduanya kembali bertukar roh, roh Alice pun masuk ke dalam cermin.
“ apa caramu?” tanya Alice dengan polos “ kau tenang saja tak perlu memikirkan tubhmu, biar aku yang menjaganya, kau tinggal lah didalam cermin itu untuk selamanya! Maka kau tak akan pernah merasakan kelapan walaupun kau tak bekerja!” jelas Lie
“ apa? Tidak! Aku tidak mau Lie!” kata Alice
“ hahahahaha…. Apa boleh buat, aku sudah terlanjur menikmati dunia ini… dengan tubuh dan wajahmu yang cantik ini…. Hahahaha…. Sudahlah kau baik – baik saja hidup didalam sana. Biarkan aku bersenang – senang menikmati hidup baruku sebagai Alice… hahahaha….” Jelas Lie dengan tawa jahatnya, lalu keluar dari kamarnya.
“ Guk Guk Guk!” “ diam kau anjing bodoh!” “duk!” ditendangnya Lucky hingga pingsan
“ apa yang kau lakukan pada Lucky? Lie?! Lie?!! Bagaimana ini? Kenapa aku begitu bodoh percaya pada Lie…. Dia memang jahat. Kenapa aku begitu bodoh…. Padahal dia pun telah mengatakan bahwa ia disegel karena dihukum, itu artinya dia bukan orang baik? Kenapa aku baru menyadarinya? Bagaimana sekarang? Aku tak bisa keluar? Aku akan terkurung disini hingga ratusan tahun juga? Oh…tidak… tolong….! Lucky!! Tolong aku!!!”
Lie yang menikmati kebebasannya bermain diluar sana dengan riang gembira dan pulang pada malam hari,
“ Lie…. Keluarkan aku dari sini!” kata Alice “ berisik ah!!” kata Lie lalu membawa kaca tersebut keluar dan meletakkannya disebelah tempat sampah.
“ Lie….Lie….” Alice terus memanggilnya.
“ gadis bodoh, hanya kau yang dapat kutipu, tidak tahu kau bahwa namaku adalah LIE?! Hahahaha………. Semua yang pernah memiliki cermin ini dan bertemu denganku ketakutan lalu membuangku, kau dengan bodohnya mau membantuku…? Hahahaha…. Terima kasih….” Lalu Lie masuk kembali kedalam rumah.
“ tolong….!!! Tolong….!!!” Alice terus berteriak minta tolong tapi tak ada satupun yang dapat mendengarnya. Lalu pada siang hari, matahari begitu terik…
“ panas…. Panas sekali…. tolong aku…. Siapapun…tolong aku….”
Tiba – tiba seseorang tukang sampah mengangkat cermin itu dan membawanya ke toko barang bekas lalu menjualnya.
Alice terkurung hampir 50 tahun di dalam cermin, ia telah dibeli dan dibuang berkali – kali karena semua pemiliknya ketakutan melihat Alice sebagai hantu dari cermin. Hingga akhirnya,
“ saya mau cermin ini ayah!” pinta seorang gadis
“ kenapa kau ingin cermin ini? Cermin ini sudah lusuh dan jelek.” Kata sang ayah.
“ kelihatannya sudah sangat tua….tapi itulah yang membuatnya terlihat antic dan unik!”
Maka ayah sang gadis membelikannya cermin tersebut dan membawanya pulang dan memasangnya dikamar si gadis yang bernama Mary tersebut. Kemudian pada malam harinya.
“ Mary….Mary….” panggil Alice dari dalam cermin
“ eng….siapa?” tanya Mary terbagun dari tidurnya
“ Mary…. Mary…. Kemarilah…” panggil Alice lagi
“ eh….? apakah…suara itu berasal dari cermin?” tanya Mary
“ benar… aku perkenalkan, aku adalah Alice…. Apa kau dapat melihatku? ” Sapa Alice
“ ah…. Ya…. Kau…. Apakah kau…hantu? Ataukah roh cermin?” tanya Mary
“ bukan, sebenarnya aku adalah gadis biasa, tapi seorang penyihir jahat membuatku terkurung didalam cermin ini….Mary, mau kah kau menolongku?” tanya Alice
“ mm…. apa yang bisa kulakukan untukmu?” tanya Mary
“ aku ingin memcari penyihir jahat itu dan memintanya untuk mengeluarkan rohku dari dalam cermin ini, mau kah kau meminjamkan tubuhmu sebentar untukku agar aku dapat menemui penyihir itu? ku mohon….” Jelas Alice dengan memelas.
“ mm…. baiklah, tapi berjanjilah setelah itu kau harus kembali!” kata Mary
“ hm, tentu saja…. Aku tahu, kau adalah gadis baik, makanya hanya kau yang dapat mendengarku dan melihatku….” Puji Alice “ tidak, aku hanya kasihan padamu… jadi bagaimana caranya kau meminjam tubuhku?” tanya Mary
“ mudah saja, kemarikan telapak tanganmu, satukan dengan telapak tanganku dan tutup matamu.” Jelas Alice, Mary pun mengikutinya dan dalam sekejap roh Alice keluar masuk kedalam tubuh Mary sedangkan roh Mary terkurung didalam cermin.
“ ah…. Aku bebas…akhirnya….terima kasih Mary….aku akan segera kembali!” kata Alice
“ hm, segera kembali ya Alice, disini menakutkan…sangat gelap….” Kata Mary
“ hm, tenang saja Mary…!” Alice pun keluar dari kamar Mary,
“ mary, kau mau kemana malam – malam begini nak?” tanya sang ayah
“ apa kau terbangun dari tidurmu?” tanya sang ibu “ ayah….ibu….” panggil Alice, sudah lama ia menginginkan untuk memiliki orangtua, ingin sekali ia memanggil ‘ ayah dan ibu ’.
“ Iya, ayah dan ibu, maukah menemaniku tidur?” tanya Alice “ haha…kau kan sudah besar Mary…kenapa masih minta ditemani?” tanya ibu “ sekali ini saja bu, aku rindu pada kalian.”
“ hahahaha…kau ini ada – ada saja… baiklah….” maka ayah dan ibu Mary menemani Alice tidur malam itu, Mary bingung melihat kejadian itu, dan paginya…
“ Alice, kenapa semalam kau tidur ayah dan ibu menemanimu hingga tidur?” tanya Mary
“ yah….sebenarnya aku adalah yatim piatu, aku ingin sekali merasakan memiliki orangtua, Mary, kau adalah gadis yang baik, kau juga sudah pernah merasakan kehangatan mereka, mau kah kau menyerahkan mereka padaku?” tanya Alice “ apa maksudmu Alice?” tanya Mary
“ biarkan aku menjadi Mary untuk selamanya.” Kata Alice
“ jangan bercanda Alice! Kau berjanji kalau kita hanya bertukar sebentar saja! Bukankah kau akan pergi mencari penyihir jahat itu? segeralah pergi dan temukan dia lalu kembalikan tubuhku. Aku tak ingin terus ditempat menakutkan ini Alice!” jelas Mary
“ tidak mudah menemukan seseorang setelah sekian lama, mungkin saja dia sdah tak berada dikota ini, atau mungkin dia sudah tiada….” “ kalau begitu kembalikan tubuhku padaku Alice!”
“ maaf Mary… aku terlanjur menyukai tubuh dan keluargamu….” Kata Alice sambil tersenyum
“ apa maksudmu?” “ aku akan menjadi Mary…selamanya….” Tegas Alice
“ apa?!! Tidak! Aku tidak mau! Alice! Kembalikan tubuhku! Kau penipu!!!” teriak Mary
“ hahaha…. Itu juga yang terjadi padaku dulu, tenang saja Mary, kau akan menemukan tubuh baru kelak…. Akupun telah 50 tahun mencari tubuh yang mau menerimaku, dan kau adalah gadis baik yang mau memberikan tubuhmu padaku.” Jelas Alice dengan tersenyum jahat
“ aku tak bilang mau memberikan tubuhku padamu! Kembali kan tubuhku Alice!!!” kata Mary
“ hahahaha…..” “ Mary? Apa yang sedang kau tertawakan?” tanya ibu saat masuk
“ ah…tidak bu, hanya teringat pada sesuatu yang lucu.” Kata Alice
“ ibu!!! Tolong aku bu! Dia bukan aku!!! Aku disini bu!!” teriak Mary
“ ayo kita makan Mary, makanan sudah siap, ayah sudah menunggumu.” Kata ibu
“ baik bu, aku akan segera menyusul ibu!” kata Alice “ Ibu!!! Ibu!!!” panggil Mary, ibu pun keluar dari kamar.
“ Mary sayang, ibu mu tak dapat mendengarmu! Hanya pemilik cermin yang dapat mendengar dan melihatmu!” jelas Alice
“ Alice!! Kau jahat!!!” bentak Mary “ yah…mungkin saja….” Kata Alice santai lalu keluar dari kamarnya, “ Alice!!! Alice!!!” panggil Mary
“ ayah, aku tak lagi menginginkan cermin itu, setelah kupikir – pikir memang jelek, kita kembalikan saja pada penjualnya ya ayah!” kata Alice sebagai Mary
“ kau ini…. Kenapa begitu cepat berubah pikiran?” tanya ayah
“ ayolah ayah…. Kita beli cermin baru saja….” Kata Alice dengan manja
“ baiklah….” setelah selesai makan Alice kembali kekamarnya
“ Mary, selamat tinggal….!” “ apa? Apa maksudmu Alice?”
Alice membawa cermin itu kembali pada penjualnya.
“ Alice!!! Alice !!!” panggil Mary
SELESAI

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hmm.. ini membuktikan dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah sehingga tidak pernah ada kemajuan..

inspirasi yang bagus dari sebuah cerpen, thanks cerpennya yach..

ina mengatakan...

wah... aku yang bilang thx loh karena udah mau baca dan kasih comment.... hehehe...